Berdasarkan laporan WHO (2016), diabetes menjadi penyebab 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah melebihi ambang batas maksimum berakibat pada penambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi 2,0% pada tahun 2018. Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia (RISKESDAS, 2018). Sebagai salah satu kabupaten di DIY, Sleman juga berkontribusi menyumbangkan angka kasus DM di DIY. Salah satu upaya mengendalikan penyakit tidak menular tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Humanity and Inclusion dan sektor terkait melalui program Gendhis Manis. Tujuannya untuk mendekatkan akses pelayanan Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) dan kaki Diabetes Melitus Tipe-2 (DMT2) yang berkualitas dan inklusif. Implementasi pilot project di Kabupaten Sleman dilaksanakan pada empat Puskesmas yakni Puskesmas Gamping 1, Gamping 2, Godean 2, dan Ngaglik 2. Selain pengelolaan kasus penyakit, Gendhis Manis juga melakukan upaya edukasi dengan mengikuti perkembangan teknologi berupa website maupun WA Bot. Masyarakat umum dan khususnya penderita DM hendaknya mengakses media informasi promosi kesehatan ini. Di dalamnya terdapat fitur menarik termasuk skrining DM.