Kelompok usia remaja merupakan kelompok yang cukup besar dari total jumlah penduduk yaitu sekitar 23 % nya. Kelompok ini merupakan aset sumber daya manusia bagipembangunan bangsa dimasa yang akan datang.sejalan dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang melanda berbagai sendi kehidupan, berkembang pula masalah kesehatan reproduksi remaja yang terjadi di masyarakat.
Secara umum permasalahan remaja yang terjadi di Minggir yaitu:
- Masih kurangnya tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
- Masih terjadi angka kehamilan dan persalinan remaja
- Masih banyaknya remaja yang melakukan seks pranikah
Masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di wilayah Minggir adalah: masih terjadi kehamilan di luar nikah (tahun 2017 sebanyak 2 remaja, dan tahun 2018 sebanyak 6 kehamilan remaja. Selain itu masih ada juga remaja yang melakukan seks pranikah karena masih kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
Adapun jumlah remaja di wilayah Kecamatan Minggir yaitu pada tahun 2017 ada 7847 remaja dan tahun 2018 terdapat 8247 remaja. Sedangkan jumlah kunjungan remaja di puskesmas Minggir yaitu :
TAHUN | LAKI-LAKI | PEREMPUAN | JUMLAH |
---|---|---|---|
2017 | 1669 | 1865 | 3534 |
2018 | 1905 | 2294 | 4199 |
2019 | 1825 | 1987 | 3812 |
Angka kejadian kehamilan remaja (umur 10-19th) tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Minggir sebanyak 9 kasus, tahun 2016 sebanyak 7 kasus, tahun 2017 sebanyak 4 kasus, dan tahun 2018 sebanyak 6. Data Persalinan Remaja pada tahun 2018 sebanyak 1 persalinan. Data Kematian Bayi tahun 2015 sebanyak 3 kasus, tahun 2016 sebanyak 4 kasus, tahun 2017 sebanyak 4 kasus, dan tahun 2018 sebanyak 3 kasus. Data Penderita IMS dan HIV dari tahun 2015-2017 : nihil
Menurut Permenkes nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, menerangkan bahwa bidan memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan meliputi pelayanan kesehatan ibu, anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB .
Berdasarkan permasalahan yang ada di Puskesmas Minggir, bidan Heni Irawati, A.Md,Keb sebagai Pemegang program Kespro dan KB membuat sebuah sebuah inovasi yang disebut dengan “KANCAKU GAUL”
Adapun makna/filosofi dari KANCAKU GAUL adalah:
- LakuKAN screening kesehatan secara rutin
- CApaian kunjungan remaja di puskesmas meningkat
- BuKU raport kesehatan dipergunakan seoptimal mungkin
- Hindari narkoba dan perGAULan bebas
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan inovasi “KANCAKU GAUL” adalah:
- Identifikasi masalah pelayanan kesehatan pada remaja di wilayah Puskesmas Minggir.
Langkah awal rencana aksi adalah mengadakan diskusi kelompokterfokus (FGD) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pada remaja beserta solusinya
- Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Hasil diskusi tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan,selanjutnya Dinas Kesehatan mendukung inovasi bagi pelayanan kesehatan remaja ini.
- Pembentukan Tim PKPR
Setelah Dinas Kesehatan memberikan dukungan terhadap inovasi ini,kepala puskesmas membentuk tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang terdiri dari dokter umum,perawat,bidan,sanitarian,nutrisionis,dan promkes,dan selanjutnya disusun SK Tim
- Kesepakatan dengan lintas program dan lintas sektor
Inovasi pelayanan pada remaja ini kemudian didiskusikan dalam lokakarya mini puskesmas. Peserta banyak memberikan dukungan pada program ini.
- Penguatan tim dan penggalangan komitmen
Setelah sosialisasi dengan lintas program dan lintas sector,selanjutnya adalah penggalangan komitmen dan penguatan tim.
- Perencanaan kegiatan
Tim PKPR membuat konsep inovasi yaitu informasi tentang kesehatan reproduksi remaja melalui penyuluhan,FGD,kader sebaya,dan membuat klinik sekolah.
- Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan focus utama adalah remaja baik di sekolah maupun di karang taruna,serta dengan berkoordinasi dengan orangtua remaja dan pihak sekolah.
Peran pemangku kepentingan/lintas sektor yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi “KANCAKU GAUL”:
- Camat dan Kepala Desa sebagai pendorong inovasi,memberikan dukungan regulasi,sosialisasi tentang inovasi kepada masyarakat. Dengan adanya masukan dari lintas sector akan menjadi landasan bagi keberhasilan program inovasi.
- Kepala Puskesmas sebagai pembina inovasi,memberikan dukungan,masukan kepada tim untuk keberhasilan inovasi.
- Lintas sektor dan Lintas Program untuk penggalangan kerjasama dan,komunikasi,dan koordinasi serta pelayanan terintegrasi
- Kader kesehatan,mengenalkan inovasi kepada masyarakat
Keluaran (Output) inovasi “KANCAKU GAUL” :
- Meningkatnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
- Meningkatnya akses remaja ke puskesmas untuk pelayanan kesehatan
- Menurunnya angka kehamilan remaja
- Meningkatnya peranserta orangtua dan guru dalam menangani masalah remaja
Inovasi “KANCAKU GAUL” telah memberikan dampak yang signikans, antara lain :
- Meningkatnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, remaja mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja serta dapat menghindari pergaulan/seks bebas,dan narkoba
- Meningkatnya kunjungan remaja ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Setelah remaja tahu tentang kesehatan reproduksinya,remaja merasa butuh untuk datang berkunjung ke puskesmas baik untuk konsultasi maupun pemeriksaan kesehatannya.
- Meningkatnya peran serta masyarakat untuk mengatasi permasalahan remaja peran serta dari sekolah,orang tua dan desa meningkat terkait dengan pelaksanaan program inovasi.
Biodata Penulis :
Nama : Heni Irawati, A.Md.Keb
Jabatan : Bidan Pelaksana Puskesmas Mingir
Alamat kantor : Puskesmas Minggir
Jl. Kebonagung, Minggir III, Sendangagung, Minggir, Sleman