Polio dan Pencegahannya

Mengenal Polio

Poliomielitis atau yang bisa dikenal dengan polio merupakan kelumpuhan akut yang disebabkan karena adanya infeksi virus polio. Polio diduga pertama kali ditemukan sekitar 6.000 tahun yang lalu pada mumi dari zaman Mesir kuno. Deskripsi klinis pertama mengenai poliomielitis dibuat oleh Michael Underwood, seorang dokter dari Inggris yang melaporkan penyakit yang terutama menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan menetap pada extremitas bawah. Selanjutnya pada awal abad ke-19 dilaporkan kejadian luar biasa polio di Eropa dan pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1843. Virus penyebab polio pertama kali ditemukan di tahun 1809 oleh Karl Landsteiner dan Erwin Popper, dua orang dokter dari Austria. Virus Polio (VP) adalah virus RNA ultra mikroskopik yang termasuk genus Enterovirus, dalam famili Picornaviridae. Virus terdiri dari 3 serotipe yaitu serotipe 1, Mahoney, Serotipe 2, Lansing dan serotipe 3, Leon (Hulu, et al., 2020).

Pencegahan  dan Jenis Vaksin Polio

Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak. Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank. Adapun jenis vaksin Polio adalah sebagai berikut:

  • Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Vaksin ini diberikan secara oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di usus dan diekskresikan, dapat menyebar ke orang lain dalam kontak dekat.
  • Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), sebelum pengembangan tOPV, OPV Monovalen (mopVs) dikembangkan pada awal tahun 1950an. Vaksin polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe yang lain.
  • Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
  • Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio. Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April 2016 dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang hanya mengandung virus dilemahkan vaksin tipe 1 dan 3.

 

Frequently Asked Questions (FAQ / Pertanyaan yang sering diajukan)

Apa itu polio?

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

Bagaimana virus polio ditularkan?

Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. Virus akan berkembangbiak di dalam saluran pencernaan.

Apa saja gejala polio?

Gejala awal polio antara lain adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, nyeri di tungkai. Gejala biasanya muncul 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari. Selanjutnya jika gejala memberat dapat terjadi kelumpuhan yang bersifat lemas (bukan kaku) pada anggota gerak. Karena itu, jika ada anak usia di bawah 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh mendadak, segera bawa anak tersebut ke puskesmas atau RS terdekat.

Berapa lama seseorang dapat menularkan virus polio ke orang lain?

Pasien yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virus selama 7-10 hari sebelum timbulnya gejala penyakit. Selain itu, virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu.

Siapa yang berisiko terkena polio?

Polio dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko menjadi semakin besar jika kondisi sanitasi tidak baik, misalnya masih ada perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Apa efek dari Polio?

Satu dari setiap 200 orang yang terinfeksi virus polio mengalami kelumpuhan permanen (biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh, 5%-10% meninggal karena otot pernapasan mereka dilumpuhkan oleh virus.

Apakah ada obat untuk menyembuhkan polio?

Tidak ada obat untuk polio. Polio hanya dapat dicegah.

Bagaimana situasi polio di Indonesia dan dunia?

Indonesia beserta negara SEARO lainnya sudah menerima sertifikat eliminasi polio pada tahun 2014. Saat ini, virus polio liar tipe 2 dan 3 telah dinyatakan dieradikasi pada tahun 2015 dan tahun 2019. hanya tinggal 2 negara yang termasuk kriteria endemik untuk polio tipe 1 yaitu Pakistan dan Afghanistan. Meskipun begitu ancaman polio tetap ada karena masih ada negara yang endemis Polio, terutama daerah dengan cakupan imunisasi yang rendah dalam kurun waktu yang lama dan sanitasi lingkungan yang tidak baik. Kasus polio terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun 2006 dan 2022 di Aceh dan di tahun 2018 di Kabupaten Yahukimo Papua.

Mengapa kasus polio dideklarasi sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)?

Saat ini dunia sedang menuju eradikasi polio – menghilangkan polio dari seluruh negara, sehingga setiap kasus polio yang terjadi dinotifikasi ke WHO dan dinyatakan sebagai KLB, untuk segera memutus rantai penularan. Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio pada tahun 2014.

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah polio?

Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap, serta sanitasi lingkungan yang baik. LImunisasi adalah hak anak sehingga ayah dan ibu bertanggungjawab untuk memenuhinya bersama-sama. Lakukan imunisasi Polio guna memberikan perlindungan sepanjang hayat. Bila belum mendapat imunisasi, maka segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Lebih baik terlambat daripada tidak lengkap. Bawa anak kita ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi rutin lengkap dalam tujuh (7) kunjungan

Apa yang harus dilakukan bila terjadi KLB Polio?

Bila terjadi KLB Polio, harus dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh sasaran kelompok rentan dalam rangka menanggulangi KLB. Untuk memutus rantai penularan, harus dipastikan cakupan ORI tinggi (minimal 95%) dan merata di seluruh wilayah. ORI dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 putaran.

Imunisasi apa yang diberikan untuk mencegah polio?

Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah. Imunisasi yang diberikan:

vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan
vaksin polio suntik (IPV) diberikan 1x di usia 4 bulan
Anak yang belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi polio, harus segera dilengkapi status imunisasinya. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.

Apakah imunisasi polio menyebabkan demam?

Imunisasi polio pada umumnya tidak menyebabkan demam. Demam yang muncul pasca imunisasi adalah salah satu tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan. Anggota keluarga tidak perlu cemas karena efek samping imunisasi bersifat sementara dan dapat diatasi dengan mengompres bagian yang bengkak atau memberikan obat penurun panas saat terjadi demam

Apakah imunisasi polio aman?

Sangat aman. Imunisasi polio aman dan efektif. Penggunaannya disetujui dan diawasi oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) dan sudah digunakan sejak tahun 1980-an di Indonesia.

Bagaimana tatalaksana untuk anak yang terkena polio?

Tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin. Penemuan dini dan perawatan dini penting untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat.

 

Media Edukasi Polio

(sumber: Kemenkes RI)

Rilis Berita